Negeri Sejuta Maling
Disampaikan Oleh : Yusuf Blegur (Ketua Umum BroNies)
Sibuk
mengalihkan isu sambil berupaya ketat menutupi mega skandal korupsi dan
kejahatan kemanusiaan. Rezim berhasil memperkaya diri, keluarga dan kroninya
tak lebih dari 2 periode. Lalu, berapa kuat mempertahankan kekuasaan dan berapa
lama menghindar dari pengadilan rakyat tertindas dan kekuasaan Tuhan?.
Kasus
hebohnya pemecatan Brigjend Priantoro sebagai Direktur Penyelidikan KPK oleh Ketua KPK Firli Bahuri sejatinya
harus dilihat sebagai bagian dari
rangkaian pengalihan isu sekaligus upaya mencari kambing hitam dari kasus-kasus
besar dan beresiko tinggi di negara ini. Sama halnya dengan kasus pejabat pajak
Alun Tri Sambodo yang menyeret Sri Mulyani dengan skandal korupsi 347 triliun
di kemenkeu yang berujung seolah-olah
Konflik antara Mahfud MD dan DPR RI. Drama konflik Mahfud MD dan DPR RI seperti
ingin menyajikan ada orang baik dan orang jahat, atau ada pahlawan dan penghianat di negara yang sebagian besar
pemerintahannya berwatak maling.
Memang
sudah terlalu banyak kebobrokan penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh pejabat baik secara personal maupun institusional. Ada upaya rezim Jokowi
menjadikan rangkaian kasus sebagai blessing untuk menutupi kasus-kasus yang jauh
lebih besar dan prinsipil menyangkut proses penyelenggaraan ketatanegaraan. Ada yang secara natural terbongkar sendiri
dan muncul ke publik, namun berusaha ditutupi rezim karena melibatkankan banyak
pejabat tinggj negara. Kasus Sambo di tubuh Polri menjadi contoh tak
terbantahkan betapa distorsi dan kerusakan negara sudah sangat terstruktur,
sistemik dan masif. Jadi rezim Jokowi sepertinya sedang menuai badai karma dari
investasi tiran dan penindasan terhadap rakyat, negara dan bangsa Indonesia.
Beruntun dan tak ada habis-habisnya rezim kekuasaan ditelanjangi oleh kehinaan
dan nistanya kepemimpinan Jokowi sendiri, birokrasi dan orang-orang di
sekitarnya.
Beberapa
kasus yang gegap gempita menyita perhatian publik belakangan ini menjadi
paralel dengan upaya menutupi misalnya kecenderungan keluarga Jokowi dan
lingkaran istana ditenggarai teribat
skandal proyek-proyek besar infra
struktur, atau bagaimana anak-anak
Jokowi yang disinyalir terseret KKN dan pencucian uang pengemplang pajak
oligarki. Bisa jadi tak kalah dahsyatnya dan lebih ekstrim soal UU rehabilitasi dan kompensasi bagi eks PKI dan keluarganya.
Paling menjadi rahasia umum tatkala skenario menunda pemilu atau perpanjangan
jabatan dengan pelbagai alasan menjadi senjata pamungkas untuk menyelamatkan
Jokowi dan kroninya usai transisi kekuasaan. Semua mega kejahatan kemanusiaan
dan konstitusi negara itu, tak terhindarkan dalam rezim pemerintahan
Jokowi. Presiden tapi bukan pemimpin itu
menghabiskan hampir 2 periode untuk gali kasus tutup kasus dan beli skandal dan
jual skandal.
Untuk
kasus Firli dan pemecatan Endar, memang berkolerasi dengan upaya penjegalan
Anies Baswedan sebagai capres. Selain terus mengalihkan isu dan menutupi
kasus-kasus vital. Menyingkirkan Anies dari gelanggang pilpres 2024 sembari
menyelematkan diri dan keluarga serta terus melanggengkan kerajaan korupsi dan
kebiadaban pemerintahan sejauh ini, menjadi citra terbaik rezim boneka hidup.
Ya sulit untuk dipungkiri rezim kekuasaan di negeri sejuta maling. Para bedebah
maling yang digdaya pada rakyat, namun tak kuasa di hadapan Ilahi.
Kini,
kebesaran Tuhan sedang menelanjangi satu persatu pakaian kesombongan rezim.
Dari pinggiran catatan labirin
kritis dan relung kesadaran perlawanan.
Bekasi Kota Patriot.
9 April 2023/18 Ramadhan 1444 H.
Komentar
Posting Komentar