Elektabilitas Prabowo Meroket Lampaui Ganjar, Mantan Presidium GMNI: Ganjar Mulai Ditinggalkan Jokowi
Broniesudate, Jakarta --- Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis update elektabilitas Bakal Calon Presiden (Bacapres) terbaru mereka. Survey terbaru LSI ini dilakukan pada periode 31 Maret – 4 April 2023 dengan total 1.229 responden. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yaitu pemilihan responden melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dalam
survei tersebut diambil simulasi 3 nama capres, dan yang menjadi perhatian adalah
elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di
tempat pertama sedangkan tren yang biasa terjadi Ganjar selalu menduduki
peringkat atas di setiap lembaga survei.
Menanggapi
hasil survei tersebut, mantan Presidium GMNI Yusuf Blegur mengatakan Perseptif berbeda
yang akan dicerna publik, bukan lagi melihat persentase hasil survei, tetapi mereka
akan menilai Ganjar Pranowo sudah mulai ditinggalkan Presiden Joko Widodo
sebagai kandidat Capres pilihanya pada pilres 2024.
“Sudah
menjadi rahasia umum kalau LSI itu adalah salah satu lembaga survei yang
menjadi vendor pemerintah, untuk mengerek elektabilitas calon yang didukungnya
dan mendowngrade calon yang bersebrangan. Jadi kecil kemungkinan hasil survei
LSI itu untuk dipercaya oleh masyarakat, justru survei itu akan melahirkan
sudut pandang bahwa Ganjar sudah mulai ditinggalkan oleh Jokowi,” Ujar Yusuf.
Survei
LSI tidak memberikan gambaran secara terperinci mengapa elektabilitas Menteri
Pertahanan RI Prabowo Subianto bisa merangsek naik ke tempat pertama dan
bagaimana Ganjar bisa terjerembab begitu jauh. Padahal sebelumnya Ganjar begitu
dielu-elukan oleh Presiden Jokowi dan dinobatkan sebagai the next Jokowi.
Yusuf
Blegur menduga ditinggalkannya Ganjar Pranowo oleh Jokowi karena ramai
pebincangan masyarakat, perihal gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala
Dunia U20 karena pernyataan penolakan dari Gubernur Jawa Tengah itu, sehingga
berpengaruh kepada minat masyarakat terhadapnya dan juga mengingat status
Ganjar yang saat ini masih menjadi kader PDI Perjuangan.
“Kalau
bisa kita katakan memang popularitas Ganjar sedang merosot. Ganjar banyak di
kritik masyarakat dan netizen karena penolakan timnas Israel pada Piala Dunia
U20, selain itu GP (Ganjar Pranowo) juga masih jadi kader PDIP, jadi Jokowi
tidak mau ambil resiko mengingat waktu pilpres yang semakin dekat,” katanya.
Ditanya
mengenai hubungan antara meroketnya elektabilitas Prabowo, merosotnya
popularitas Ganjar Pranowo dan pertemuan Presiden Jokowi dengan lima pimpinan
partai politik koalisi pemerintah di kantor DPP PAN pada Minggu, 2 Juni 2023. Ketua
Umum simpul relawan BroNies (Bro Anies) itu mengatakan bahwa fragmen-fragmen
itu memiliki hubungan antara satu dengan yang lain, dimana itu adalah indikasi
adanya agenda pemerintah dalam penyelenggaraan pilpres 2024.
“Sepertinya
indikasinya sudah mulai terbuka, setelah popularitas Ganjar menurun, lalu
pertemuan Jokowi dengan lima pimpinan parpol pendukung pemerintah di kantor DPP
PAN, dan sekarang survei LSI yang mengatakan elektabilitas Prabowo melampaui
Ganjar. Ini semua berhubungan dan pemerintah tidak bisa bersikap netral untuk
pilpres 2024 nanti. Mungkin berikutnya akan ada deklarasi koalisi besar yang akan
mengusung Prabowo sebagai Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang akan mereka
usung.” Tegas Yusuf.
Diketahui
Direktur Ekseskutif Lembaga Indonesia, Djayadi Hanan membeberkan dari 3 nama
yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Secara tren hanya
Ganjar yang mengalami penurunan jika disbanding survei sebelumnya pada periode
Februari. Saat itu Ganjar berada di angka 35%.
Sementara
Prabowo mengalami kenaikan yang saat itu tercatat 26,7%. Hal sama juga dialami
Anies yang pada Februari lalu berada di angka 24%.
“Tren
penurunan signifikan dari Ganjar Pranowo. Ganjar selama 2 bulan terakhir turun
sekitar 8% dari 35% ke 26%,” kata Djayadi Hanan saat merilis hasil survei,
Minggu (09/04/2023).
“Yang
menarik di situ penurunan 8% itu tampaknya belum diambil atau belum berpihak ke
Prabowo atau ke Anies,” ujar Djayadi. Red
Komentar
Posting Komentar