Klarifikasi Hasnaeni Semakin Mempersulit Posisi Ketua KPU
Oleh : Asyari Usman
Hasnaeni
Moein alias Wanita Emas membuat klarifikasi. Intinya, dia mencabut pengakuan
pertama bahwa dirinya telah dileceh-seksualkan oleh Hasyim Asy’ari, Ketua KPU,
berkali-kali. Hasnaeni mengatakan tuduhan awal terhadap Ketua KPU, tidak benar.
Rekaman video tuduhan itu, kata Hasnaeni, dia buat ketika dia dalam suasana
depresi.
Siapa
pun yang memprakarsai klarifikasi itu tentu bertujuan untuk menyelamatkan
Hasyim Asy’ari. Tetapi, akhirnya klarifikasi model begini malahan sekarang
memperburuk dan mempersulit posisi Ketua KPU.
Mengapa memperburuk dan mempersulit posisi
Hasyim Asy’ari? Pertama, belum sempat sehari klarifikasi itu berlalu, Hasnaeni
muncul lagi dengan pernyataan bahwa dia membuat klarifikasi itu karena ada
tekaman dan ancaman. Kuasa hukum Hasnaeni, Dr Farhat Abbas SH, menerima surat
dari Hasnaeni tentang tekanan dan intimidasi dari Ketua KPU.
Mengutip
REPUBLIKA online edisi 26 Desember 2022, Hasnaeni mengatakan: "Atas
intimidasi, tekanan, dan ancaman tersebut di atas saya dengan terpaksa membuat
video (klarifikasi)." Ini merupakan cuplikan dari surat keterangan
tertulis Hsnaeni yang dikirimkan lewat kuasa hukumnya, Farhat Abbas, Senin, 26
Desember 2022. Farhat membagi-bagikan surat ini kepada para wartawan.
Kedua,
pengakuan Hasnaeni bahwa dia diancam dan diintimidasi oleh Ketua KPU akan
memperpanjang drama ini. Kalau semula Ketua KPU berharap klarifikasi Hasnaeni
akan menghentikan ekspos kasus dugaan pelecehan atau gratifikasi seks sebagai
imbalan lolos verifikasi Partai Republik Satu (PRS) yang di ketuai Wanita Emas,
sekarang kasus ini semakin “trending”.
Tuduhan
ancaman dan intimidasi Ketua KPU terhadap Hasnaeni kini menjadi episode
lanjutan yang akan terus menggelayuti Hasyim Asy’ari. Pak Ketua akan disibukkan
oleh pengakuan terbaru Hasnaeni. Skandal gratifikasi seks ini akan menjadi
lebih rumit lagi.
Ketiga, Hasnaeni pasti paham bahwa dia harus
bertempur habis-habisan alias “gaspol”
menghadapi Ketua KPU menyusul pengakuan intimidasi dan ancaman itu. Sebab,
pengakuan terbaru ini akan membawa dia memasuki babak “sepala mandi, biarlah basah kuyup”. Diperkirakan, suasana
psikologis Hasnaeni akan berubah dari pecundang menjadi pejuang.
Sangat
mungkin Hasnaeni akan mengadopsi slogan “fight
till the end” (bertempur sampai tamat) melawan Ketua KPU. Kemungkinan dia
menyadari bahwa dia sedang dikejar menuju jalan buntu. Di ujung jalan buntu itu
dia tidak melihat bakal ada pertolongan. Posisi ini bisa saja memicu perlawanan
yang semakin sengit.
Keempat,
Ketua KPU bakal kerepotan kalau perkara dengan Hasnaeni berlanjut. Sebab,
perhatian dan simpati publik akan semakin besar. Di mata publik, Ketua umum PRS
itu akan dilihat sebagai “cicak melawan buaya” dalam menghadapi Hasyim Asy’ari.
Pasti
muncul dukungan publik yang sangat kuat. Dan pada gilirannya, pertempuran yang
tak seimbang ini akan menjadi perhatian segelintir orang yang masih waras di
pemerintahan seperti Menko Polhukam Mahfud MD yang dikenal tidak suka pejabat
yang sewenang-wenang. Kalau ini yang terjadi, posisi Ketua KPU semakin rapuh.
Presiden
Jokowi sendiri boleh jadi “jengkel”
juga kepada Hasyim Asy’ari. Sebab, dengan entengnya Ketua KPU membocorkan ke
Hasnaeni tentang skenario para penguasa, termasuk Jokowi, untuk memastikan
kemenangan pasangan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir di pilpres 2024.
Selama
ini memang banyak orang yang tahu tentang skenario Ganjar-Erick 2024. Tetapi,
konfirmasi Ketua KPU yang didengar sendiri oleh Hasnaeni punya nilai tambah
yang bisa memberatkan Jokowi. Bocoran dari mulut Hasyim itu menunjukkan bahwa
dia, sebagai ketua KPU, “resmi” menjadi bagian dari skenario Oligarki ini.
Jadi,
dilihat dari sisi mana pun juga, klarifikasi Hasnaeni bahwa tidak benar Hasyim
melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya semakin mempersulit posisi Ketua
KPU itu.
Solusi
terbaik adalah pengunduran diri. Barulah setelah itu mantan petinggi Banser
tersebut tidak lagi menjadi fokus pemberitaan.[]
28
Desember 2022
(Jurnalis
Senior FNN)
Komentar
Posting Komentar