Perjalanan Panjang Anies Mengubah Wajah Dunia Pendidikan


Broniesupdate, Jakarta --- Sejarah mencatat bahwa Anies Rasyid Baswedan (Anies Baswedan) pernah menjabat sebagai rektor di Universitas Paramadina periode 2007 – 2015 dimana usianya baru menginjak 38 Tahun yang membuatnya menjadi rektor termuda di Indonesia saat itu. Anies dilantik Pada 15 Mei 2007 dengan menggantikan posisi rektor sementara, Sohibul Iman. Pengangkatan Anies sebagai rektor meskipun usianya masih terbilang muda karena didasari konsistensi Anies dalam dunia pendidikan dan pelayanan publik.

Sebagai seorang independen, Anies Baswedan bergabung dengan Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, yaitu sebuah lembaga non-profit yang berfokus pada reformasi birokrasi di berbagai daerah di Indonesia dengan menekankan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Riset The Indonesian Institute yang merupakan lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual muda yang dinamis.

Kehadiran Anies sebagai rektor baru di Universitas yang berdiri 4 Desember 1994 ini seperti angin segar yang memberikan banyak terobosan, salah satunya adalah program “Paramadina Fellowship” Sebuah program beasiswa untuk merekrut pelajar-pelajar terbaik di Indonesia yang pembiayaannya mencakup biaya kuliah, buku, dan biaya hidup. Gebrakan lain yang dilakukannya adalah pendidikan antikorupsi di universitas yang ia pimpin dengan mengajarkan tentang teoretis hingga laporan investigatif perihal praktik korupsi. Tindakannya menentang korupsi ditandai dengan tergabungnya Anies sebagai aktivis antikorupsi.

Anies dipercaya menjabat selama dua periode kepemimpinan karena besarnya kontribusi yang diberikannya. Selama Anies menjabat sebagai Rektor, ia dinilai memberikan dampak positif kepada Universitas.

"Kinerja Anies selama menjadi Rektor sangat memuaskan. Di bawah kepemimpinannya, Paramadina berhasil membangun perguruan tinggi yang lebih kuat dan lebih dekat dengan apa yang dicita-citakan para pendiri," kata Ketua Yayasan Wakaf Paramadina Prof Dr Didik J Rachbini di Jakarta

Alasan penunjukannya kembali sebagai rektor karena Anies dianggap berhasil meraih kinerja utama meningkatkan kualitas pendidikan dan segi operasional perguruan tinggi.

Selain itu, Paramadina dianggap berhasil memberikan "pengaruh positif" di mata berbagai pemangku kepentingan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sehingga bisa mendorong segera terwujudnya cita-cita sebagai universitas bertaraf internasional.

 

Menjadi Mendikbud Kabinet Jokowi - JK

Malang melintang Anies Baswedan di dunia pendidikan dan akademisi membuatnya diberi amanat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Ia menjadi salah satu menteri dari kalangan profesional di kabinet. Gebrakan pertamanya sebagai menteri adalah perubahan mekanisme pelaksanaan Ujian NasionalKurikulum 2013, dan sertifikasi guru. Anies berpandangan bahwa pendidikan adalah kunci peningkatan kualitas manusia, di mana perlunya peran guru yang begitu sentral, sehingga kualitas guru juga harus ditingkatkan.

Pada mekanisme Ujian Nasional, Anies membentuk Indeks Integritas Ujian Nasional dengan tujuan untuk mengukur kejujuran siswa setiap daerah dan juga penilaian Ujian Nasional diberikan penjelasan, sehingga Ujian Nasional tidak lagi menjadi tolak ukur suatu kelulusan, melainkan hanya sebagai pemetaan pemerataan kualitas pendidikan daerah. Selain itu, ia merilis program Uji Kompetensi Guru dan Sertifikasi Guru guna meningkatkan kualitas setiap guru di Indonesia, serta membentuk Direktorat Keayahbundaan untuk menguatkan peran orang tua dalam mendidik anak.

Dalam menangani perpeloncoan oleh siswa dan siswi kakak kelas, serta dari anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah pada setiap tahun ajaran baru, maka Anies pun menghapus kebijakan Masa Orientasi Sekolah dan digantikan oleh Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang digelar oleh pihak sekolah.

Selain program kerja, Anies juga mencanangkan kampanye-kampanye gerakan, seperti menghidupkan kembali Konsep Pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam menciptakan dan mengupayakan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi siswa dan siswi, gerakan memuliakan guru, gerakan membaca lima belas menit sebelum memulai kegiatan belajar dan mengajar untuk mendorong minat baca siswa. Berbagai tantangannya dalam pelaksanaan tugas, yaitu kekerasan anak di sekolah, maupun kekerasan seksual pada anak yang sampai menyita perhatian nasional dalam berbagai kasus kriminal di berbagai daerah. Anies pun mengeluarkan berbagai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka menciptakan rasa aman di sekolah. Terdapat pula masalah administrasi Guru Honorer Kategori Dua dan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer yang masih mengalami kendala teknis.

 

Inisiator Rektor Muda

Anies menginisiatifkan timbulnya rektor-rektor usia muda di berbagai universitas seluruh Indonesia dan menjadi inspirasi untuk mereka yang ingin ambil bagian terutama dibidang pendidikan. Anies menjadi contoh nyata bahwa saatnya pemuda sebagai penerus bangsa yang inovatif dan peka terhadap perkembangan zaman berani untuk mengemban tugas yang lebih besar demi kemajuan bangasa dan negara. Rektor-rektor muda yang berhasil dilantik setelah Anies adalah:

Rita Santoso, diusia 27 tahun Rita sudah menjabat sebagai rektor di Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) di ASIA Malang. Dilantik pada 2 November 2019 dan sekarang menjadi rektor termuda se Indonesia.

Riki Saputra. Riki pernah aktif di Majelis Sinergi Islam dan Tradisi (MAGISTRA) di Indonesia. Lalu melahirkan sejumlah buku, di antaranya berjudul Tuhan Semua Agama, Perspektif Filsafat Perennial, dan Menggagas Mazhab Kelimuan Minangkabau. Pada umur 36 tahun Riki ditetapkan menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) pada 7 Februari 2019.

Firmanzah, Ia merupakan profesor termuda dan merupakan mantan dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 2009-2012. Pria kelahiran 1976 ini juga pernah menjabat sebagai staf ahli ekonomi pada era Susilo Bambang Yudhoyono pada 2012-2014, Firmanzah terpilih menjadi rektor Universitas Paramadina pada 2015, menggantikan Anies Baswedan yang sebelumnya juga menjadi salah satu rektor termuda di Indonesia. Red

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Yang Tidak Dipersoalkan Dari Anies?

Sandiaga Seharusnya Minta Maaf Kepada Anies, Itu Fitnah

Anies Mengusung Politik Ahlak Bukan Politik Identitas