Lika-Liku Menuju Piagam Kerjasama Tiga Partai
Broniesupdate, Jakarta --- Semenjak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, nama Anies Baswedan mencuat sebagai bakal calon presiden non Partai Politik (Parpol) yang digadang-gadang akan menjadi pesaing terberat dalam kontestasi pilpres 2024 mendatang. Hal ini diramalkan akan menjadi penghambat bagi the ruling party dan koalisi politiknya untuk terus berkuasa, belum lagi dari Istana yang mulai gelisah dalam menghadapi fenomena Anies ini. Tak khayal berbagai framing negatif, isu miring, fitnah keji, dan usaha-usaha penjegalan lainnya terhadap Anies terus digencarkan.
Namun
suara rakyat jauh diatas semua itu, para pendukungnya semakin meluas dan
berakar, tidak hanya di Jakarta tetapi di daerah seluruh Indonesia.
Simpul-simpul relawan Anies Baswedan terus bermunculan. Dikutip dari
rmoldkijakarta.id setidaknya ada 193 simpul relawan yang aktif, memiliki
kepengurusan dari tingkat nasional sampai daerah dimana simpul satu dengan
simpul yang lain terkordinasi dan berkolaborasi dengan baik bahkan dengan
parpol-parpol pendukung Anies.
Melihat
pendukung Anies yang begitu besar, NasDem berani mengambil langkah yang
mengejutkan. Pada tanggal 3 Oktober 2022 partai besutan Surya Paloh itu resmi
mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon prsiden dari partai nya. Deklarasi
itu digelar di markas NasDem, Jl. Gondangdia, Jakarta Pusat setelah
menyingkirkan Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa yang menjadi kandidat hasil
dari Rakernas NasDem pada 17 Juni 2022. Keputusan Surya Paloh sontak
menimbulkan cibiran dan perdebatan dari kalangan politisi dan pengamat politik,
bagaimana tidak karena NasDem masih menjadi bagian dari kabinet pemerintahan
Jokowi tetapi memilih figur bacapres yang menjadi antitesa pemerintah pusat.
Tak lama berselang setelah deklarasi, isu reshuffle menteri-menteri dari NasDem
dalam kabinet pemerintahan Jokowi santer dihembuskan, ialah Menteri Komunilasi
dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, menteri Pertanian (Mentan)
Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti
Nurbaya Bakar.
Bukan
hanya itu, isu merosotnya elektoral NasDem setelah resmi menetapkan Anies
Baswedan sebagai calon presiden (capres) pun terus dimainkan. Setidaknya ada
dua lembaga survey yang mengatakan kemerosotan pendukung NasDem, terutama di
wilayah Indonesia timur yang menjadi basis dukungan NasDem pada pemilu 2019
lalu. Namun semua hasil survey dan isu itu berbanding terbalik dengan kenyataan
yang ada, setiap NasDem menjalankan safari politik bersama Anies selalu
dibanjiri oleh puluhan ribu kader NasDem dan masyarakat yang antusias
menghadiri acara hanya untuk melihat sosok Anies Baswedan. Menurut survey
Litbang KOMPAS menunjukan bahwa NasDem berpotensi memperoleh efek elektoral
yang positif atas dukungannya kepada Anies. Berdasarkan survey pada 4-6 Oktober
lalu, 29,5 persen responden meyakini bahwa deklarasi itu akan menaikan
perolehan suara NasDem pada pemilu 2024. Sementara itu hanya 18,9 persen
responden meyakini suara NasDem bisa turun usai deklarasi Anies, sedangkan 23,6
persen sisanya yakin deklarasi Anies tidak akan membawa dampak apa-apa terhadap
elektoral NasDem.
Selain
NasDem ada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai
oposisi yang juga tertarik dengan figur Anies Baswedan. Hal ini kemudian
dirumuskan oleh Surya Paloh untuk membentuk poros koalisi untuk memenuhi ambang
batas Presidential Threshold (PT) 20%.
Namun apa yang dirumuskan Surya Paloh untuk membentuk poros koalisi tidak
berjalan mulus, koalisi yang diharapkan tak kunjung terbentuk dan permasalahan
timbul. Mulanya NasDem menginginkan deklarasi koalisi pengusung Anies Baswedan sebagai
calon presiden itu jatuh pada 10 November 2022, namun usulan itu tak sejalan
dengan keinginan Demokrat dan PKS yang masih harus melewati mekanisme internal
untuk menentukan pengusungan figur capres dan cawapres mereka.
Ketidaksepahaman
ini diperkeruh dengan keinginan para kader Demokrat dan PKS yang menginginkan
kandidat cawapres pendamping Anies dari partai mereka masing-masing. Ketiganya
berbeda pendapat, Demokrat ingin koalisi menerima Ketua Umumnya Agus Harimurti
Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres, sementara PKS mengusulkan mantan Gubernur
Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher. Di sisi lain, NasDem membuka kemungkinan
figure cawapres tak berasal dari partai politik (Parpol).
Ketidaksepahaman
ini dikhawatirkan menjadi ganjalan bagi Anies Baswedan menjadi calon presiden
2024 mendatang. Masyarakat pendukung Anies dibuat menunggu dan resah dengan
tarik ulur yang dilakukan oleh ketiga parpol pendukung Anies tersebut. Namun memasuki
tahun 2023 terbentuknya koalisi perubahan menemui titik terang setelah satu
demi satu Partai Politik (Parpol) pendukung Anies mulai menyatakan dukungannya.
Memasuki
awal tahun, tepatnya tanggal 25 Januari 2023 Ketua Umum Partai Demokrat Agus
Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan partainya secara resmi mendeklarasikan
Anies Baswedan sebagai Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang akan diusungnya
pada pilpres 2024. Acara yang digelar di kantor DPP Partai Demokrat dihadiri
oleh Anies sendiri. Keputusan mendukung Anies ditetapkan melalui rapat Majelis
Tinggi Partai (MTP) yang memiliki wewenang dalam menetapkan calon presiden yang
akan diusung oleh Demokrat. Tak lama berselang PKS pun resmi mendeklarasikan
dukungan kepada Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden yang akan didukung
di Pilpres 2024. Acara deklarasi tersebut digelar pada Kamis, 23 Februari 2023
dan Anies pun juga menghadiri acara tersebut. Turut hadir dalam konferensi pers
deklarasi tersebut sejumlah petinggi PKS seperti Hidayat Nur Wahidm Sohibul
Iman dan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri.
Dengan
menyusulnya deklarasi Partai Demokrat dan PKS, lengkap sudah koalisi partai
politik pegusung Anies Baswedan, sekaligus mencukupi ambang batas Presidential Threshold (PT) 20% dan
menjawab keraguan masyarakat pendukung Anies perihal terbentuknya poros koalisi
perubahan.
Piagam Koalisi Perubahan
Untuk
memperkokoh dukungan terhadap Anies Baswedan, tiga partai politik yang telah
memberikan dukungan resmi dan mencalonkan Anies Baswedan sebagai Calon Presiden
pada pilpres 2024, telah menandatangani dokumen kesepakatan bersama yang
bernama “Piagam Kerjasama Tiga Partai: Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan
Partai Keadilan Sejahtera”. Piagam yang di tandatangani oleh Ketua Umum Partai
NasDem, Surya Paloh; Ketua Umum Partai Demokrat. Agus Harimurti Yudhoyono; dan
Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Ahmad Syaikhu pada Jumat, 24 Maret 2023.
Ketua
DPP Partai NasDem Willy Aditya mengungkapkan, penandatanganan Piagam itu
menjadi ikatan formal kesepakatan tiga partai politik pengusung Anies Baswedan
sebagai Calon Presiden Republik Indonesia, pada pemilu 2024. Dalam Piagam
Koalisi itu sendiri terdapat 6 butir kesepakatan yang telah disetujui oleh
Anies Baswedan sebagai calon presiden dan ketiga pimpinan partai politik sejak
14 Februari 2023, persis satu tahun sebelum pelaksanaan pemilu 2024.
Butir-butir
yang menjadi kesepahaman bersama antara lain:
Pertama,
membentuk koalisi dengan nama Koalisi Perubahan untuk Persatuan
Dua,
Mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden 2024-2029
Tiga,
memberi mandate kepada Calon Presiden untuk memilih Calon Pasangannya,
Empat,
memberi keleluasaan kepada Calon Presiden untuk berkomunikasi dengan Partai Politik
lainnya dalam rangka memperluas basis dukungan.
Lima,
membentuk Sekretariat yang merupakan kelanjutan dari Tim Persiapan (Tim Kecil),
dan
Enam,
pada waktunya mengumumkan Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.
Sudirman
Said yang mewakili Anies Baswedan dalam tim delapan menuturkan, Anies Baswedan
merupakan figure pertama yang telah mengantongi syarat pencapresan. Sejauh ini
Suara Koalisi 28 persen dan tetap membuka ruang bagi partai lain untuk
bergabung. Red
Mantap tnan...👍👍👍
BalasHapusMantap tnan..smg Anies dan AHY membawa perubahan pada Pemilu 2024 dan lnsya Allah menang...👍👍💪💪
BalasHapus