Ramai Rangkap Jabatan, Sepi Ungkap kegagalan
Disampaikan Oleh : Yusuf Blegur (Ketua Umum BroNies)
Harga
sembako naik, BBM naik, listrik naik,
pajak naik dan pelbagai kepentingan hajat hidup orang banyak terdongkrak
dan ikut meroket setingi-tingginya. Hanya harga diri pejabat dan elit politik
yang drastis turun dan jatuh terjun bebas. Luar biasanya lagi, di tengah
amburadulnya dan bahkan terjadi kejahatan dalam penyelenggaraan negara, banyak
pemangku kepentingan publik yang ramai rangkap jabatan dan sepi ungkap
kegagalan.
Negeri
yang kaya ini, memang tak boleh membuat rakyatnya sejahtera. Sumber daya alam
yang berlimpah, hanya diperuntukan bagi bangsa asing dan segelintir penguasa
lokal. Hidup mewah dan berlebih-lebihan bagi kelompok kecil warga negara,
pongah membusungkan dada sambil terus memelihara kemiskinan pada sebagian besar
rakyat. Kemakmuran dan keadilan sosial memang ada, meski hanya di dalam dompet
para pejabat dan pemilik modal. Uang, harta dan semua aset negara menjadi
bancakan para pengusaha dan elit pemerintahan. Keduanya yang mengatur negara,
melakukan konspirasi dan kesepakatan jahat dalam rupa oligarki korporasi dan
partai politik.
Kelakuan
penyelenggara negara semakin mempertontonkan ketelanjangan moral dan ahlak. Tak
sekedar gagal mengemban amanat penderitaan rakyat, pemegang regulasi malah ikut
melakukan hal-hal yang tak pantas. Tak sekedar tradisi korup, kebijakan dan
implementasi di lapangan juga berkontribusi menyengsarakan kehidupan rakyat.
Penderitaan hidup yang bertubi-tubi memaksa rakyat menjadi korban harta benda
dan jiwa akibat tabiat penguasa. Keringat, darah dan nyawa harus bergelimang
menghadapi rezim kekuasaan yang tamak, rakus dan menghalalkan segala cara demi
memenuhi syahwat duniawi. Tak peduli rakyat atau siapapun, yang menghalangi
harus dilobi dan dibujuk, jika tak bisa disingkirkan jika perlu dibasmi.
Dalam
trend kebobrokan penyelenggaraan pemerintahan dan kecenderungan negara gagal.
Rezim kian tak tahu diri, tak punya malu dan kehormatan. Bukan mundur dari
jabatan dari ketidakbecusan mengurus rakyat, banyak pejabat malah bangga
rangkap jabatan. Hanya karena terlanjur asik menggumuli nikmatnya kekuasaan,
banyak pejabat ingin memperpanjang jabatan dan menambah lagi kewenangannya.
Sungguh miris dan begitu memalukan, sudah gagal tapi begitu percaya diri
serakah pada jabatan. Tal ada lagi pikiran, ucapan dan tindakan yang bersandar pada keberadaban, pemangku
kepentingan publik bahkan juga sudah melakukan kejahatan, baik secara personal
maupun institusional.
Teruskan
saja memuaskan dahaga dan lapar akan jabatan, sampai Tuhan menunjukkan
sejatinya kekuasaan. Sudah tak becus merasa paling bagus di republik ini.
Jelang hajatan demokrasi terbesar pada
pilpres 2024, kebanyakan penjahat berbaju pejabat, bernafsu mencalonkan diri
sebagai presiden. Menambah jabatan menjadi strategi sekaligus mengincar jabatan
orang nomor satu di negeri ini. Silahkan
sebebas-bebasnya dan semaunya, sekarepe dewe dan seudelnye. Akan ada waktunya
datang hukuman, bagi yang ramai rangkap jabatan dan sepi ungkap kegagalan.
Dari
pinggiran catatan labirin kritis dan relung kesadaran perlawanan.
Bekasi
Kota Patriot.
19
Februari 2023/28 Rajab 1444 H.
Komentar
Posting Komentar