Anies Baswedan, Pemimpin Berjiwa Pancasila dalam Pikiran dan Tindakan
Oleh : KR Tumenggung Purbonagoro (pemerhati sosial-politik)
Media
sosial sedang hangat karena unggahan konten di Official Youtube Merry Riana.
Konten yang diunggah pada 10 Februari 2023 tersebut berisi obrolan Merry Riana
dengan Anies Baswedan. Penontonnya meledak. Dalam waktu tiga hari, video
tersebut ditonton hampir 900 ribu kali. Luar biasa.
Mengapa
konten ini bisa meledak? Jawabnya karena Anies Baswedan menjelaskan semua
permasalahan dengan gamblang, termasuk mengenai isu surat perjanjian Anies
Baswedan untuk tidak maju capres dan juga terkait isu utang miliaran yang
dituduhkan kepada Anies.
Namun,
saya tidak akan membahas mengenai surat perjanjian tersebut, karena tuduhan
tersebut hanyalah gosip tidak berdasar dan sudah dijelaskan berbagai pihak. Di
tulisan ini, saya lebih akan menyoroti tentang bagaimana Anies Baswedan
merumuskan kebijakan-kebijakannya.
Menukil
pernyataan Anies Baswedan dalam obrolan dengan Merry Riana tersebut, ada
pernyataan Anies yang sangat menarik. Saat menjelaskan bagaimana sebuah
kebijakan dibuat, Anies ternyata selalu berpatok pada empat pertimbangan. Apa
itu?
Pertama,
kebijakan tersebut harus memenuhi rasa keadilan sosial. Kedua, kebijakan
tersebut harus bisa memenuhi kepentingan umum. Ketiga, kebijakan tersebut harus
berdasarkan akal sehat. Keempat, kebijakan tersebut harus sesuai dengan
regulasi dan perundang-undangan.
Dari
pertimbangan pertama, Anies Baswedan sudah adil sejak dalam pikiran. Jadi
setiap kebijakan yang akan dibuatnya harus memenuhi rasa keadilan sosial. Nilai
ini tentu sangat Pancasila, sesuai dengan sila ke-5.
Pertimbangan
lainnya juga sesuai dengan nilai-nilai Pancasila seperti memenuhi sila ketiga
dan sila keempat. Menariknya, semua konsep tersebut dibuktikan dalam aksi
nyata. Dalam tindakan dan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Anies Baswedan.
Misalnya
dalam pemenuhan rasa keadilan sosial, Anies sejak menjabat sampai menunaikan
tugas, sudah memenuhi banyak sekali hal
tersebut. Salah satunya saat memasang mesin ATM dan membuat pasar di Pulau
Sebira, hal tersebut menjadi terobosan
yang belum pernah dilakukan oleh gubernur-gubernur sebelumnya.
Pulau
Sebira adalah pulau terluar DKI Jakarta yang lebih dekat ke Lampung dibanding
ke daratan Jakarta. Pulau Sebira selama ini dianggap pulau terlupakan, karena
lokasinya yang jauh dari pusat
pemerintahan Jakarta. Nyatanya, di masa Anies Baswedan, infrastruktur dan
fasilits dibangun dengan baik agar bisa setara dengan daerah lain di Jakarta.
Kebijakan
bantuan untuk rumah ibadah misalnya, selain memenuhi asas keadilan, juga
memenuhi asas persatuan. Semua agama, mendapatkan bantuan operasional dari
Pemprov DKI Jakarta. Tidak ada yang ditinggal dan dibeda-bedakan. Kebijakan
inilah yang membuat Jakarta jadi salah satu daerah paling toleran yang minim
konflik berbasis SARA, berdasar riset Setara Institute. Hal itu dicapai di masa
Anies Baswean.
Pembangunan
berbagai ruang ketiga alias ruang publik, juga jadi upaya untuk menyetarakan
dan menyatukan warga Jakarta. Di ratusan taman kota Jakarta misalnya, warga
berbaur dan berinteraksi tanpa melihat latar belakang dan strata sosialnya.
Pencapaian yang luar biasa.
Dari
pemikiran dan tindakan yang dijakankan Anies Baswedan, dia telah membuktikan
bahwa ia adalah salah seorang pemimpin yang Pancasilais, sudah adil sejak dalam
pikiran, tindakan dan kebijakan. Kita perlu pemimpin negeri yang demikan bukan?
Komentar
Posting Komentar