TRISAKTI Itu Bernama Koalisi Perubahan
Disampaikan Oleh : Yusuf Blegur (ketua Umum BroNies)
Nasdem,
Demokrat dan PKS, sejatinya bukan hanya ingin mengembalikan kedaulatan rakyat
yang telah hilang selama ini. Dengan mengusung Anies sebagai capres, koalisi
perubahan secara substansi telah mencoba menjebol sekaligus membangun sistem
dan tata-kelola penyelenggaraan negara yang begitu bobrok. Ketiga partai yang
berani berseberangan dengan rezim kekuasaan tiran, pada prinsipnya telah
menghidupkan kembali Trisakti Bung Karno yang telah lama mati, oleh orang-
orang dan partai politik yang terlalu memujanya.
Konstelasi
pilpres 2024 memasuki babak baru. Sikap partai Nasdem, partai Demokrat dan PKS
yang mengusung Anies sebagai capresnya, semakin memanaskan suhu dan panggung
politik nasional. Kebijakan satu partai politik koalisi dan dua partai politik
oposisi itu, mematahkan sekaligus meluruskan beberapa spekulasi skenario
pilpres 2024. Pertama, menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang luar biasa dari
oligarki baik yang berasal dari korporasi maupun partai politik tertentu.
Kedua, membangkitkan gairah dan opitimisme tinggi sebagian besar rakyat yang
menginginkan perubahan di negeri ini.
Ketiga
partai politik pengusung Anies berhasil mengubur mimpi, hasrat sekaligus ambisi
rezim kekuasaan untuk terus memerintah republik. Kebijakan partai politik
tersebut bukan hanya menangkap aspirasi dan kehendak rakyat, lebih dari itu
menjadi indikator betapa demokrasi masih bisa diselamatkan dan dilaksanakan,
meskipun terlanjur telah rusak dan menjadi momok yang mengerikan akibat ulah
rezim. Ada pertarungan politik yang terpolarisasi dalam dua kekuatan. Satunya
diwakili oleh rezim status quo yang
ingin memperpanjang jabatan atau presiden 3 periode. Sementara satu lainnya
menginginkan pergantian kepemimpinan nasional dus perbaikan negara bangsa.
Antara kekuatan petahana melawan koalisi perubahan, antara rezim kekuasaan dan
oposisi.
Ada
yang menarik dari partai politik dalam
koalisi perubahan menyangkut keputusannya memilih Anies sebagai capres
pada pilpres 2024. Dipelopori oleh Nasdem yang mengusung Anies, pembahasan dan
berujung hal yang sama pada Demokrat dan PKS, bukanlah hal yang mudah dan
sederhana. Ada kalkulasi yang begitu dipertimbangkan oleh ketiga partai itu,
salah satunya dampak yang dianggap merugikan. Keberanian Nasdem mencapreskan
Anies harus dibayar dengan tindakan resisten pemerintah beserta partai politik
pendukungnya. Dibuly, ditinggalkan kader hingga terancam direshuffle kadernya
dalam pemerintahan, menjadi konsekuensi logis yang diterima partai Nasdem.
Pilihan sulit bagi Nasdem untuk terus merapat bersama rezim kekuasaan atau
bersama rakyat bergandengan tangan. Partai Nasdem mengambil langkah tepat,
diikuti partai Demokrat dan PKS mengunci tiket capres Anies, untuk selanjutnya
memasuki tahapan selanjutnya pilpres 2024.
Langkah
politik Nasdem, Demokrat dan PKS mengingatkan publik pada Trisakti Bung Karno.
Pemikiran presiden pertama Indonesia tentang berdaulat dalam bidang politik,
kemandirian dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan, seakan
menjadi spirit dari koalisi perubahan. Nasdem, Demokrat dan PKS, seketika
bertransformasi menjadi 3 pilar yang menopang tegaknya konstitusi dan demokrasi
yang selama ini cenderung mengalami kehancuran. Rezim kekuasaan bukan hanya
menghianati Trisakti Bung Karno, lebih dari itu membahayakan eksistensi dan
keberlangsungan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Melalui proses pilpres 2024,
koalisi perubahan sejatinya berupaya membangun kedaulatan rakyat yang
sesungguhnya. Menyelamatkan pilpres yang jujur, adil dan terbuka, demi
melahirkan pemimpin yang memiliki kecakapan, karakter dan integritas untuk
kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Trisakti
Bung Karno memang belum bisa diwujudkan. Kapitalisme dan komunisme global masih
menguasai Indonesia hingga kekinian. Mewujudkan Trisakti Bung Karno menjadi
identik dengan menepis sekulerisasi dan liberalisasi. Kapitalisme dan komunisme
yang membunuh Trisakti Bung Karno itu, terus berlanjut menguasai republik
melalui tangan-tangan rezim. Kekuasaan yang menjadi boneka nekolim kini
menyeringai dalam wajah pemerintahan. Cengkeraman oligarki yang menghina,
menista dan merendahkan bangsa Indonesia, menegaskan bahwasanya revolusi belum
selesai, seperti kata Bung Karno.
Koalisi
perubahan tak sekedar memasuki babak baru pesta demokrasi yang menentukan masa
depan Indonesia. Ketiga partai politik pelopor pembaruan dan perbaikan bangsa
ini, selayaknya berani menjebol dan membangun kembali tatanan penyelenggaraan
negara yang terlanjur rusak begitu akut dan sistemik. Dengan mengusung,
mengamankan dan memenangkan Anies Baswedan, koalisi perubahan pada hakekatnya
membawa harapan perubahan yang lebih baik dan bermartabat serta mengupayakan
kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mengusung Anies
sebagai capresnya, koalisi perubahan tak
ubahnya sedang menghidupkan kembali Trisakti Bung Karno yang telah lama mati,
oleh orang-orang dan partai politik yang terlalu memujanya.
Dari
pinggiran catatan labirin kritis dan relung kesadaran perlawanan.
Bekasi
Kota Patriot.
31
Januari 2023/9 Rajab 1444 H.
Komentar
Posting Komentar