Eforia Anies, Tapi Jangan Lupa Mafia Ferdy Sambo Masih Sangat Kuat
Oleh : Asyari Usman (Jurnalis Senior FNN)
Hari-hari ini, semua orang sibuk dengan Pilpres 2024. Wajarlah. Pertama, karena rakyat menginginkan agar Indonesia tidak lagi amburadul. Kedua, karena rakyat mengalami krisis kepercayaan terhadap proses demokrasi. Mereka ditipu di Pilpres 2019.
Para penguasa jahat
sepakat menipu rakyat. Meskipun penipuan itu akhirnya membawa hikmah juga.
Nanti hikmah penipuan itu kita bahas terpisah.
Tidak apa-apa Anda semua
bergelut 24 jam untuk memastikan agar Anies Baswedan bisa ikut pilpres dan
menang. Agar Anies tidak menjadi objek permainan partai-partai politik dan elit
bandit yang selama ini memang kerjanya menipu.
Silakan Anda beraktivitas
agar rakyat tidak lagi diperdaya. Silakan Anda semua membentuk relawan
pendukung Anies agar figur-figur yang bakal menjadi boneka oligarki tidak
sampai masuk ke istana kekuasaan.
Cukuplah sekali saja kita
dipresideni oleh orang yang tidak memiliki kapabilitas dan tidak pula
berkapasitas. Sehingga, sebagian besar rakyat sekarang ini memberikan perhatian
kepada Anies Baswedan. Tidak masalah. Lanjutkan saja.
Tetapi, jangan Anda lupa
bahwa di tengah kesibukan Anda itu, geng mafia Ferdy Sambo masih sangat kuat.
Jaringan mafia Sambo di Polri sudah terlanjur masif dan berakar dalam. Geng
mafia itu membuat polisi-polisi yang baik menjadi tertutupi, tersingkir, dan
tak berdaya. Seperti kata Arteria Dahlan, anggota DPR Komisi III, polisi yang
baik-baik menjadi stress.
Jaringan Sambo tak bisa
dianggap remeh. Dia dan kaki-tangannya, menurut Kamaruddin Simanjuntak
–pengacara Brigadir Yoshua atau Brigadir J yang diduduga kuat dibunuh secara
sadis oleh Sambo— masih sangat ditakuti. Yang takut itu termasuk pimpinan
Polri. Yang berbintang tiga bahkan yang berbintang empat.
Kamariddin mencoba
mendalami mengapa mereka merasa takut. Ketika Ferdy Sambo dinonaktifkan, para
jenderal masih takut. Sambo dijadikan tersangka, mereka masih tetap gemetar.
Kemudian, Satgatsus Merah Putih dibubarkan, tetap saja takut. Terus, Sambo
dipecat. Masih saja kelihatan takut.
Ini menunjukkan bahwa
Sambo bukan jenderal sembarangan. Lebih-kurang, orang yang digambarkan sebagai
Kaisar Judi ini bagaikan punya senjata pamungkas yang bisa melumpuhkan siapa
saja di jajaran pimpinan Polri.
Sekarang ini, kita bisa
memahami situasi yang terjadi di Kepolisian. Sambo masihlah tetap Sambo. Dalam
arti, jaringan yang dia bangun selama ini terbukti mampu membungkam semua
polisi –yang tinggi apalagi yang rendah.
Alat bungkam Sambo
bukanlah pistol. Tapi, kartu truf dan uang besar. Sambo tahu apa-apa saja yang
pernah dilakukan oleh para pembesar Trunojoyo, kata seorang sumber berbintang
yang tidak masuk lingkaran Sambo. Tidak hanya itu, Sambo juga menjaga hubungan
baik dengan mereka. Yaitu, hubungan persaudaraan cuan.
Sambo memahami kesenangan
para pembesar di lingkungan Polri. Para hedonis yang haus cuan itu. Untuk
itulah dia membentuk jaringan pengumpul duit judi –judi online atau judi
offline. Inilah yang dijelaskan oleh diagram Kaisar Sambo dan Konsorsium 303.
Diagram ini dibuat sangat detail dengan “deep knowledge” (pengetahuan yang
dalam) tentang perlindungan judi dan aliran dananya ke Ferdy Sambo.
Intinya, jaringan Sambo
masih sangat kuat. Kalau pun kita lihat Kapolri telah mengambil tindakan tegas
kepada Sambo dan para perwira tinggi (pati), perwira menengah (pamen), dan
perwira pertama (pama) yang ikut dalam gerbong mafia mantan Kadiv Propam itu,
itu hanya langkah-langkah kosmetik belaka. Bukan tindakan serius untuk
membersihkan Polri.
Kalau Kapolri serius,
kata Kamaruddin Simanjuntak, seharusnya jumlah tersangka kasus pembunuhan berencana
Brigadir J minimal 35 orang. Hingga saat ini hanya dimunculkan 5 tersangka
saja. Ke mana yang 30 orang lagi?
Boleh jadi bukan karena
Kapolri tidak sungguh-sungguh. Melainkan karena dia tahu ranjau-ranjau Sambo
yang bisa menyebabkan fatalitas. Salah-salah, Jenderal Listyo Sigit sendiri
bisa tergiring ke pojok yang mematikan.
Semua orang sepakat bahwa
Polri harus diselamatkan dari virus Sambo. Mafia Sambo harus diberantas habis.
Untuk saat ini, yang harus berada di depan adalah Kapolri. Dia harus
menunjukkan kepada publik bahwa dia masih memegang kendali navigasi Polri.
Pekerjaan Listyo masih
sangat banyak dan sangat “toxic”. Sebab itu, publik perlu memberikan perhatian
dan dukungan agar Kapolri tidak lengah dan tidak setengah-setengah.
Di tengah eforia
pencapresan Anies Baswedan yang saat ini menyita perhatian kita semua, jangan
lupa mafia Ferdy Sambo masih sangat kuat.[]
26 September 2022
Komentar
Posting Komentar